Dua Dua
Aku menulis ini sembari menunggu antrian di sebuah rumah sakit. Setiap kali aku kesini, aku merasa seolah semua masalahku itu bukan apa-apa. Tidak sebanding dengan mereka. Tapi, aku juga sadar kalau setiap manusia punya masalahnya masing-masing dan kadar beratnya tidak bisa kita sama ratakan. Mungkin menurutku itu berat, tapi menurut orang lain tidak, dan sebaliknya.
Manusia punya tujuannya masing-masing, tapi kita akan sepakat dalam satu hal yaitu ingin bahagia. Di usiaku sekarang, aku mulai perlahan memikirkan apa sih tujuan hidupku dan apa yang sebenarnya aku kejar. Kenapa aku merasa semua seolah terburu-buru dan akhirnya bimbang mengenai masa depan. Namun, petuah tentang Memento Mori dan Carpe Diem itu sedikit menenangkanku. Aku harus terus belajar tentang hidup di masa kini dan selalu mengingat hari kematian agar aku tahu kalau aku punya waktu terbatas di dunia ini.
Buku Filsafat Kebahagiaan dari Pak Fahruddin Faiz menjadi buku pengantar bagiku untuk belajar tentang kebahagiaan. Ada banyak poin penting dalam buku itu tapi yang kuingat adalah kita harus tahu diri dan tahu batas agar kita bahagia. Semakin kusadari semakin benar apa yang ditulis oleh pak Faiz, kita harus tahu diri mengenai dimana posisi kita dan harus tahu batas karena yang berlebihan itu tidak baik.
Manusia tidak bisa bahagia setiap harinya, pasti ada hari dimana kita sedih atau bahkan berduka. Ada sebuah kutipan drama korea yang terlintas ketika aku beripikir mengenai ini. Kutipan itu dari drama My Liberation Notes, yang dikatakan oleh Yeom Mi Jeong. Dia mengumpulkan detik per detik hal yang membuatnya bahagia. Misalnya, dia berjalan dan cuacanya bagus maka dia bahagia 5 detik. Setelah itu dia makan dan makanannya enak, dia bahagia 10 detik. Kemudian dia bertemu dengan kucing yang lucu dan dia bahagia selama 8 detik. Nah dengan cara itu dia bisa mengumpulkan 3 menit atau lebih hal-hal yang membuatnya bahagia setiap harinya. Cara ini bisa diterapkan jika kita ingin belajar bersyukur akan hal-hal kecil yang terjadi. Menjadi bahagia akan menjadi tujuan hidupku, tapi kembali lagi harus bisa tahu diri dan tahu batas juga selaras. Jika ada pemikiran lagi aku akan kembali ke sini dan menulisnya. Semoga semua berbahagia!